Cerpen Romantis " Negeri Angin "
لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Judul : Negeri Angin
Genre : Romance, Historial, Kolosal.
Nama tokoh & karakter :
1) Pangeran Tirta (Pangeran Air dari kerajaan Buana)2) Pangeran Aruna (Pangeran Api dari kerajaan Buana)
3) Raja Bayu (Kerajaan Angin)
4) Arunika (Putri raja Bayu)
5) Jinmi (Sepupu/pengawal putri Arunika)
6) Raja Anarki/Buana (Kerajaan Buana)
7) Permaisuri Bilqis/Buana (Kerjaan Buana)
8) Laskar (Putri raja Cakrawala kerjaan Langit)
9) Selir Nimas (Selir kerjaan Buana/Ibunda Aruna)
10)
Sinopsis :
Kerajaan Angin adalah kerajaan tertinggi dari ketiga kerajaan. Diantaranya adalah kerajaan Langit dan kerajaan Buana. Apapun yang dikatakan Kaisar Bayu, maka rakyat negeri Angin akan menunduk patuh. Kekuasaan Angin sangatlah berpengaruh di antara semua elemen.
Kisah ini dimulai saat ada sayembara pertarungan di Kerajaan Angin. Semua putra mahkota dari berbagai kerajaan atau siapapun bisa mengikutinya. Pemenangnya akan mendapatkan sebuah pedang Merah Naga yang sangat dielu-elukan banyak orang karena kekuatan supranaturalnya.
Hal itu tak luput dari perhatian pangeran Aruna, sang putra mahkota dari kerajaan Buana. Ia dengan gagahnya menghadiri dirinya ke acara sayembara. Siapa sangka, di sana ia mendapati kakaknya, yaitu pangeran Tirta. Mereka adalah pangeran muda dari kerajaan yang sama.
Tirta adalah anak dari permaisuri Kaisar Buana, yaitu ratu Bilqis. Sedangkan Aruna, ia adalah anak dari selir kerajaan yang sudah meninggal. Mereka hidup bersama sedari kecil, saling bekerja sama dan melindungi satu sama lain.
Sebelum sayembara dimulai, Aruna sempat bertemu dengan Arunika, sang putri Yang Mulia Raja Bayu. Kecantikannya membuat siapapun takluk, keberaniannya membuat siapapun yang melihat akan merunduk takut. Arunika tidak tahu bahwa Aruna adalah putra mahkota dari selir kerajaan Buana. Sebab, Aruna jarang sekali berkelana menemui petinggi-petinggi kerjaan. Ia terus sibuk dengan jabatannya sebagai panglima perang.
Saat pertarungan dimulai, banyak yang tak bisa menahan dan berakhir kalah. Namun saat itu, tersisa dua orang yang bisa mengalahkan harimau Surya Putih adalah Aruna dan Tirta. Semua orang bersorak ramai. Pertarungan dimenangkan oleh Aruna dengan hadiah yang dijanjikan. Sementara itu, disudut kursi kerajaan terdapat putri Arunika yang diam-diam tersenyum bangga pada kesatria tersebut.
Di sisi lain, Tirta yang sudah mengagumi putri Arunika terlebih dahulu tak memiliki kecurigaan. Ia memang terkenal dekat dengan putri Arunika. Hingga desas desus muncul bahwa Kaisar Angin akan menjodohkan putrinya dengan putra mahkota Tirta dari kerajaan Buana. Karena siapapun yang akan menjadi jodoh sang putri, kelak akan menjadi penerusnya sebagai Kaisar Angin setelah ia lengser.
Kisah terus berlanjut. Setelah pertarungan sayembara selesai. Tirta dan Aruna diperbolehkan menginap selama tiga bulan di kerjaan Angin demi mendapatkan mandat juara dan pelatihan perang. Waktu tersebut adalah awal mula kedekatan putri Arunika dan kedua pangeran. Mereka mengelilingi negeri Angin bersama.
Di samping itu banyak hal yang terjadi. Cemara, sepupu Arunika sekaligus pengawalnya adalah seorang wanita ksatria. Ia menyerahkan hidupnya untuk mengabdi dan melindungi putri Arunika. Sebab, raja Bayu dulu pernah menyelamatkan hidup kedua orangtuanya. Setelah perguliran waktu ke waktu, ia menyukai Tirta. Namun ia tahu bahwa pangeran Tirta sangat menyukai putri Arunika, mereka pun akan dijodohkan.
Banyak hal yang terjadi tahun demi tahun. Perebutan tahta, pengkhianatan, keingkaran dan kedustaan.
Tirta, seorang pria yang baik dan lembut juga bijaksana, berubah menjadi pria yang berani mengambil risiko hanya untuk mendapatkan cinta Arunika. Ia bahkan menodai tangannya untuk segera membunuh saudaranya sendiri, Aruna. Sebab ia tahu, bahwa mereka saling mencintai. Pun Demi memiliki tahta sebagai Kaisar Angin.
Strategi demi strategi Tirta lancarkan. Ia mencoba menjebak Aruna agar menjauh dari Arunika. Namun, sang api, Aruna tak pernah tinggal diam. Di balik sikapnya yang tegas, ia juga memiliki beribu cara untuk menghentikan rencana jahat saudaranya.
Hingga akhirnya Aruna terperangkap dalam rencana jahat. Ia dituduh karena membunuh Kaisar Angin. Arunika percaya begitu saja hingga membenci Aruna. Aruna di usir dari kerajaan Buana, haknya sebagai Panglima Perang dicabut.
Hingga akhirnya Arunika memutuskan untuk bertunangan dengan Tirta. Namun saat pesta pertunangan, Aruna datang dengan niat membalas dendam atas rencana jahat saudaranya. Arunika yang melihat Aruna akan membunuh Tirta, tergerak maju ikut melawan. Dan bayang bayang kematian orangtuanya terngiang. Cinta yang sudah tertutupi benci itu meledak, mengambil risiko menusuk Aruna dengan pedang Merah Naga milik ayahnya. Saat itu pula, Aruna tumbang saat mendengar perkataan benci dari mulut orang yang ia cintai.
Arunika tak benar-benar bahagia bersama Tirta. Mungkin raganya bersama pria lembut tersebut, namun hatinya masih bersama Aruna yang telah mati ditangannya sendiri. Berulang kali ia menegaskan dirinya sendiri bahwa ia membenci pria tersebut, namun hal itu tak pernah benar-benar terjadi.
Tanpa mereka ketahui, Aruna tak benar-benar mati. Ia diselamatkan salah seorang tentara asuhannya saat masih di kerajaan Buana. Ia tinggal di Negeri Langit. Di sanalah, ia disembuhkan oleh Laskar, putri dari raja Cakrawala. Laskar mempunyai kemampuan di bidang medis. Tiga bulan sudah Aruna terluka parah karena tusukan pedang merah Naga. Namun ia benar-benar berharap Aruna bisa sembuh. Laskar sebelumnya sudah mengenal Aruna terlebih dahulu karena sering mengikuti ayahnya berperang. Beberapa kali Aruna menyelamatkannya. Oleh karena itu Laskar merasa ia berhutang budi.
Pergulatan batin masih terjadi di hati Arunika. Orangtuanya telah tiada. Orang yang ia cintaipun telah mati mengenaskan. Tiada hal yang lebih menyakitkan daripada masalah tersebut. Ia mencoba menerima Tirta, dan melupakan Aruna.
Hingga suatu hari, Arunika mengetahui kenyataan bahwa bukan Aruna yang membunuh kedua orangtuanya. Ia sangat menyesal. Namun dalam penyesalannya ia kembali menemukan fakta Aruna masih hidup tapi tak tahu dimana. Arunika berusaha mencari di belakang Tirta. Namun Tirta sudah lebih dulu mengetahui niat Arunika.
Arunika bertemu kembali dengan Aruna dengan keadaan mengenaskan. Belum sama sekali sembuh dari tidurnya. Hal itu membuatnya sangat menyesal. Ia mencari tahu penawar dari racun pedang merah Naga. Satu-satunya cara adalah, mendonorkan darah keturunan Kerajaan Angin. Dan ia adalah satusatunya keturunan Kerajaan Angin yang tersisa. Namun resikonya adalah setengah hidupnya akan memudar dan perlahan-lahan akan meninggal.
Arunika tak punya pilihan lain. Demi menebus kesalahannya ia rela mengorbankan setengah hidupnya untuk Aruna. Namun, hal itu justru dimanfaatkan oleh putri Laskar. Setelah Aruna bangun, ia berkata bahwa ia lah yang menyelamatkan Aruna.
Arunika berusaha sabar akan hal itu. Ia senang bisa melihat Aruna hidup kembali meski ia harus melihat dari jauh. Ia merasa malu untuk sekedar menatap matanya. Dan meminta maaf.
Tanggal pernihakan Arunika dan Tirta sudah ditentukan. Itu tandanya pula Tirta akan segera menjadi kaisar Angin. Tirta merasa puas akan hal itu. Namun tidak dengan Arunika. Ia kecewa saat mengetahui percakapan bahwa Tirta lah yang menyembunyikan pembunuh orangtuanya. Dan ia juga yang ikut dalam urusan kematian orangtuanya. Arunika baru menyadari bahwa ia hanyalah pion untuk Tirta memiliki tahta tersebut. Meski berulang kali pria itu berkata mencintainya.
Ia pergi menemui Aruna. Mencoba menjelaskan yang sebenarnya. Ia meminta maaf. Sayangnya, Aruna sudah terlalu kecewa dengan Arunika. Ia membuat keputusan bahwa ia tak akan sudi mencintai Arunika kembali. Hingga ia memutuskan untuk menikahi Laskar. Aruna mengembalikan gelang yang sempat diberikan oleh Arunika dulu. Padahal, gelang itu Arunika ukir sendiri dan di cat menggunakan darahnya. Begitu sakit hatinya Arunika saat mengetahui bahwa Aruna akan menikahi putri kerajaan Langit.
Tirta yang mengetahui hal itu mengurung Arunika di istana, tidak memperbolehkan wanita itu berkelana menemui pria itu lagi. Kesehatan Arunika pun menurun karena resiko transferan darah untuk Aruna. Ia hanya berharap Aruna bisa memaafkannya.
Arunika tak mampu menahan kerinduan akan Aruna. Saban hari ia terus menggambar wajah Aruna pada kayu, kertas bahkan pikirannya. Menuliskan beribu-ribu surat permintamaafan dan penyesalan. Menyatakan perasaan cintanya lewat perekam angin, berharap suatu saat Aruna dapat melihat dan mendengarnya.
Arunika berhasil lepas dari kurungan istana lewat tangan Jinmi. Arunika berani mengumpulkan kekuatannya untuk bertemu dengan Aruna, setidaknya untuk meminta permohonan maaf.
Ia datang ke istana langit namun sayangnya putri Laskar mencoba menghalanginya. Menyatakan bahwa mereka akan segera menikah. Sementara itu Aruna sama sekali tak bergeming. Ia juga menyatakan bahwa mereka tak lagi punya hubungan apa apa. Arunika berusaha memohon dengan cara apapun, tapi sayangnya Aruna tak pernah lagi menoleh ke arahnya.
Hingga saat pernikahan Tirta dan Arunika akan tiba, Aruna baru mengetahui segalanya. Termasuk pendonoran darah Arunika untuk membuatnya sadar. Di istana Langit, Arunika sudah pasrah akan segala hal. Ia akan menikahi orang yang sekarang ia benci. Pria yang dulu ia kenal dengan sikap kelembutannya kini berubah menjadi seorang monster yang hanya ada rencana jahat di kepalanya.
Aruna datang bersama pasukannya dari negeri Langit. Sebab ia memang sudah menjadi jendral perang di negeri langit. Perang kembali di mulai di aula pernikahan istana. Pertumpahan darah tak bisa lagi dibendung.
Arunika yang tak bisa apa apa hanya bisa berteriak mencoba menghentikan semua orang. Tak lagi terelakan. Lalu ia tersadar, bahwa penyebab dari segala kekacauan ini adalah dirinya. Ia hanyalah bidak catur diantara perebutan tahta tak berujung tersebut. Hatinya sakit melihat dua orang saudara yang harusnya saling melindungi malah berebut karena cinta dan wanita. Di ambang putus asa. Aruna mengeluarkan pedang Merah Naga yang dulu diberi oleh ayahnya sebagai hadiah sayembara, pedang itu sudah Aruna baluti dengan Api dari kekuatan apinya. Sementara Tirta sudah mengeluarkan panah Banyu Hitam, senjata yang mematikan, setara dengan Merah Naga pun sudah diselimuti ombak mematikan dari tubuh Tirta. Mereka saling memandang menyalang, menarik senjatanya untuk menentukan siapa yang menang dan gagal.
Arunika lari dengan sekuat tenaga, mencoba menghentikan mereka. Namun, satu langkah akan sampai, ia memuntahkan seteguk darah. Hal itu diakibatkan karena tubuhnya yang sudah lelah tersedot energi yang disalurkan kepada Aruna. Namun ia tak ingin menyerah. Dengan langkah tertatih, Arunika meloncat dari singgasana altar pernikahan. Dan ia berhenti di antara mereka bedua. Tepat saat pedang Merah Naga menusuk perutnya, dan panah Banyu Hitam menancap di pundaknya. Darah kembali keluar dari mulutnya.
Aruna dan Tirta yang melihat hal itu mengehentikan pertarungan. Arunika jatuh dengan kondisi berdarah darah. Bagi Arunika, tak apa jika ia mengorbankan hidupnya untuk orang yang ia cintai. Hanya saja ia tak ingin kedua saudara yang lahir dengan darah yang sama bisa bertarung hanya karena dirinya.
Setelah kematian Arunika, Tirta hidup dengan penyesalan. Ia menjadi kaisar Negeri Angin namun hidupnya kosong. Sementara Aruna pergi ke tempat terpencil, tinggal di gubuk dimana pernah ia tempati bersama Arunika dulu saat saling jatuh cinta. Ia bangun papan pemakaman untuk Arunika. Ia menjauh dari kerajaan, politik dan segala yang berhubungan dengan kekuasaan. Ia hanya ingin hidup bersama abu Arunika. Kotak yang berisi gelang ukiran darah Arunika, gambar, tulisan perminta maafan dan perekam angin yang dulu dibuat Arunika menjadi satu-satunya kenangan fisik yang perempuan itu tinggalkan.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus